Sejarah Path
Perusahaan ini berawal dengan aplikasi pada iPhone dan juga website lalu merilis versi Android kemudian. Perusahaan ini berkompetisi dengan jejaring sosial lainnya seperti Instagram. Berpusat di San Fransisco, California, perusahaan ini didirikan oleh Shawn Fanning dan mantan Eksekutif dari Facebook, Dave Morrin. Path didirikan dengan tujuan membuat sebuah jurnal yang interaktif bagi penggunanya.
Path adalah sebuah aplikasi jejaring sosial dalam smartphone yang memungkinkan penggunanya untuk berbagi gambar dan juga pesan. Penggunaan dari Path ditargetkan untuk menjadi tempat tersendiri untuk pengguna berbagi dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Dave Morin, salah satu dari pendiri Path dan CEO dari perusahaan tersebut berkata: “Yang menjadi visi utama kami adalah untuk membuat sebuah jejaring dengan kualitas yang tinggi dan menjadikan pengguna nyaman untuk berkontribusi setiap waktu.”
Penggunaan Path berbeda dari jejaring sosial lainnya di mana hanya pengguna yang telah disetujui yang dapat mengakses halaman Path seseorang. Status privasi dari aplikasi ini menjadikan Path lebih eksklusif dari berbagai jejaring sosial yang ada. Path dapat digunakan di iPhone, iPad, iPod Touch, dan Android versi apapun. Aplikasi ini tersebar melalui Apple Application Store dan berbagai situs aplikasi lainnya.
Indonesia Surganya Path
Di Indonesia, Path lumayan populer. Dave Morin bahkan pernah berucap, meskipun pengguna Path di Indonesia hanya 4 juta, namun mendominasi 30% trafik, termasuk yang paling aktif di dunia.
Jejaring sosial yang punya pengguna sekitar 23 juta pengguna di seluruh dunia ini belum pernah raup untung sejak berdiri. Dana yang didapat dari semua hasil penjualan saham ini akan mengunakan uangnya untuk ekspansi dan promosi ke seluruh dunia.
Path saat ini diperkirakan memiliki nilai kapitalisasi pasar US$ 250 juta atau setara Rp 3 triliun lebih dan berturut-turut mulai mendapat suntikan dana dari para pemodal sejak 2011 lalu dengan dana US$ 10 juta. Kemudian di tahun berikutnya kembali mendapatkan dana segar US$ 30 juta.
Bakrie Group Terpikat Path
Path mendapat US$ 25 juta atau sekitar Rp 304 miliar dari Grup Bakrie Global. Jumlah ini setara dengan 38,5% dari total investasi US$ 65 juta yang telah masuk ke jejaring sosial itu sejak 2011. Nilai investasi yang cukup besar ini menjadikan Grup Bakrie sebagai investor terbesar di jejaring sosial asal Amerika Serikat ini.
Selain Bakrie dalam dua tahun terakhir ini Path sudah membuka diri kepada investor baru, seperti Greylock Partners, Kleiner Perkins, Index Ventures, Insight Venture Partners, Redpoint Venture Partners, dan First Round Capital.
Nilai pembelian saham Grup Bakrie ini juga merupakan yang termahal dalam dalam sejarah Path. CEO Bakrie yaitu Anindya Bakrie mengatakan, investasi tersebut adalah bagian dari usaha Grup Bakrie membuat masyarakat Indonesia makin terkoneksi dan produktif.
"Ini bagian dari ikhtiar membuat masyarakat Indonesia semakin tekoneksi dan produktif. Mengingat kita salah satu pengguna Path terbesar," ujar Anindya dalam akun Twitternya @anindyabakrie.
CEO Path Dave Morin mengkonfirmasi telah merampungkan transaksi setelah mendiskusikannya sejak tahun lalu.
CEO Path Dave Morin mengkonfirmasi telah merampungkan transaksi setelah mendiskusikannya sejak tahun lalu.
Dengan hadirnya Bakrie sebagai pemegang saham di Path, tentunya menimbulkan berbagai opini di masyarakat, terutama masyarakat Indonesia yang menggunakan Path. Ada yang mendukung dan memuji langkah Grup Bakrie tersebut, namun ada pula yang berpendapat bahwa langkah ini tidaklah tepat ketika sebagian usaha Bakrie sedang mengalami kemunduran.
(Rumah69)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !